Senin, 16 Januari 2012

Tanpa Judul

by: myworld jam 15.35 0 komentar
Sebenrnya saya bingung mau ngasih judul apa untuk postingan saya kali ini..hehehe..

Tapi cerita ini bener-bener menyentuh buat saya. Cerita ini saya kutip dari www.situslaka.blogspot.com (maaf gan yg punya blog saya posting ulang di blog saya, saya copas artikelnya,hehehe). Tapi silahkan kalian baca bagaimana perasaan para pembaca dengan cerita ini

..............


JANGAN BENCI AKU MAMA

Dua puluh tahun yang lalu aku melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Hasan, suamiku, memberinya nama Erik. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Aku berniat memberikannya kepada orang lain saja atau dititipkan di panti asuhan agar tidak membuat malu keluarga kelak.

Namun suamiku mencegah niat buruk itu. Akhirnya dengan terpaksa kubesarkan juga. Di tahun kedua setelah Erik dilahirkan, akupun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Kuberi nama Angel. Aku sangat menyayangi Angel, demikian juga suamiku. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan & membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Erik. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Suamiku sebenarnya sudah berkali-kali berniat membelikannya, namun aku selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Suamiku selalu menuruti perkataanku.

Saat usia Angel 2 tahun, Suamiku meninggal dunia. Erik sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya aku mengambil sebuah tindakan yang akan membuatku menyesal seumur hidup. Aku pergi meninggalkan kampung kelahiranku bersama Angel. Erik yang sedang tertidur lelap kutinggalkan begitu saja.

Kemudian aku memilih tinggal di sebuah rumah kecil setelah tanah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.......... telah berlalu sejak kejadian itu.

Kini Aku telah menikah kembali dengan Beni, seorang pria dewasa yang mapan. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Beni, sifat-sifat burukku yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang.

Angel kini telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkannya di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Erik dan tidak ada lagi yang mengingatnya. Sampai suatu malam. Malam di mana aku bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arahku. Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama caya? caya lindu cekali cama Mama!"

Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun aku menahannya,
"Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"
"Nama caya Elik, Tante."
"Erik? Erik... Ya Tuhan! Kau benar-benar Erik?"

Aku langsung tersentak bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpaku saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu, seperti sebuah film yang sedang diputar di kepala. Baru sekarang aku menyadari betapa jahatnya perbuatanku dulu. Rasanya seperti mau mati saja saat itu.

Ya, sepertinya saya memang harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Erik melintas kembali di pikiranku. Ya Erik, Mama akan menjemputmu Erik...sabar ya nak...."

Sore itu aku memarkir mobil biruku di samping sebuah gubuk, dan Beni suamiku dengan pandangan heran menatapku dari samping. "Maryam, apa yang sebenarnya terjadi?"

"Oh, suamiku, kau pasti akan membenciku setelah kuceritakan hal yang telah kulakukan dulu." tetapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak.

Ternyata Tuhan sungguh baik kepadaku. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangisku reda, aku pun keluar dari mobil diikuti oleh suami dari belakang. Mataku menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter didepan. Aku mulai teringat betapa gubuk itu pernah kutempati beberapa tahun lamanya dan Erik..... Erik......

Aku meninggalkan Erik di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih aku pun berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mataku mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu.

Namun aku tidak menemukan siapa pun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Aku mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mataku mulai berkaca-kaca, aku mengenali betul potongan kain tersebut, itu bekas baju butut yang dulu dikenakan Erik sehari-hari, baju butut yang kadang aku sendiri jijik mencucinya......

Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, aku pun keluar dari ruangan itu... Air mataku mengalir dengan deras. Saat itu aku hanya diam saja. Sesaat kemudian aku dan suami mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, tiba - tiba aku melihat seseorang di belakang mobil kami. Aku sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.

Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali aku tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau ke sini?!"

Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Erik yang dulu tinggal di sini?"

Tiba - tiba Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Erik terus menunggu ibunya seraya memanggil, 'Mamaaa..., Mamaaa!'

Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan & mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Erik meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu....."

Saya pun membaca tulisan di kertas itu...
"Mama, mengapa Mama tidak pernah kembali lagi...? Mama benci ya sama Erik? Ma...., biarlah Erik yang pergi saja, tapi Mama harus berjanji ya, kalau Mama tidak akan benci lagi sama Eric. Udah dulu ya Ma, Erik sayaaaang sama Mama, ......"

Aku menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan... katakan di mana ia sekarang? Aku berjanji akan meyayanginya sekarang! Aku tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!" Suamiku memeluk tubuhku yang bergetar sangat keras.

"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Erik telah meninggalkan dunia. Ia meninggal persis di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mama-nya datang, Mama-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana ...

Ia hanya berharap dapat melihat Mamanya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya disana. Nyonya, dosa Anda sungguh tidak terampuni!"

Aku kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
.................................................

Sabtu, 14 Januari 2012

Sebuah kisah,Sebuah cerita

by: myworld jam 11.08 0 komentar
Semua manusia punya kisah dengan ceritanya masing-masing,,hidup itu penuh warna...yaa,,merah kuning hiaju,putih,,bahkan hita sekalipun, dan tidak ada yang berhak untuk menjelekkan jalan hidup seseorang, hanya allah yang berhak menilai baik buruknya hidup seseorang,,

..............

Ngomong-ngomong hidup, aku cma pengen mmmm apa ya dibilang protes iya, tpi gimana ya,,bukannya mau memprotesi dan mengurusi, tpi sya pun wanita yang punya anak perempuan, punya adik perempuan, punya sepupu dan keponakan perempuan, sya tidak bisa membayangkan apabila kejadian itu terjadi pada mereka. Yaa, ketika seorang perempuan *maaf* dihamili oleh seorang laki2 tidak bertanggung jawab ataupun diperkosa, dan yang jadi korban pasti anak mereka,beban mental yang ditanggungnya akibat dari omongan orang bahkan ejekan dari teman-temannya yang menyebut mereka *maaf* anak haram,posisikan diri anda menjadi anak itu. Maka saya rasa tidak behak anak tersebut dicap sebagai anak haram, karena semua manusia sama derajatnya di mata allah yang mebedakan hanya akhlaknya, dan apakah seorang wanita yang melahirkan "anak diluar nikah" bahkan anak yang "lahir diluar pernikahan" tidak pantas untuk berbuat kebaikan dan bertaqwa kepada tuhannya, apakah harus mereka selalu dipojokkan, dihina serta menjadi obrolan para ibu-ibu rumpiii?

...................

Menurut saya mereka para perempuan atau wanita yang mengalami hal tersebut g mungkin bangga dan senang dengan yang mereka alami, penyesalan itu pasti ada di benak mereka, ditambah lagi dengan cemoohan orang2 disekitarnya dan apa sajalah yg membuat mereka down.

....................

Kalo ngomongin masalah kaya gini mah g ada habisnya kalo saya,, sumpah bikin emosi dan kesel sam orang2 yang memandang mereka jelek, saya jga tidak menyanjung2 mereka, tapi paling ga harusnya kita bisa mensupport mereka biar g down bukan malah memojokkan,y ga?? :D . Trus gimana kalo yang memang pekerjaan mereka "itu" atau biasa disebut "kupu-kupu malam" *lagian ini ngapain kupu-kupu malem2 keluar kn gelap,,hehehe* pastinya banyak faktor yang menjerusmuskan mereka ke dalam pekerjaan "itu". Hasil riset sih *ga tau hasil riset siapa,pokoknya hasil riset aja,,hehehe* kebanyakan dari mereka karena korban lelaki-lelaki tidak bertanggung jawab dan faktor keuangan, kalo faktor keuangan berarti negara kita ini masih banyak yang ga mampu dong ya, yang salah pemerintah yang ga bisa menangani malah kemiskinan atau apa ni ya??whatever lah, yang jelas mereka yang melakukan pekerjaan "itu" pasti ada alsannya kenapa mereka melakukannya. Ada yang karena tadi itu faktor keuangan, kecewa sama laki2, ada yang memang dipaksa dijual dengan berbagai ancaman kalo mereka ga mau ngelakuin...

....................

Yahh,, itulah negeri ini,, dengan berbagai macam persoalan kehidupan. Dan tidak ada yang berhak melarang "mereka"  untuk bertaubat. Allah maha segalanya.. :)

 

My World Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review